Konosuba Yorimichi Jilid 3 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Konosuba Yorimichi 3 Chapter 2: Bercerita tentang Darkness yang terobsesi dengan Kalung Budak. Eksklusif terjemahan Indonesia di Yomi Novel!

 

Pembuka Chapter 2 dari Konosuba Yorimichi 3 - Yomi Novel

Penerjemah : Koyomin

Chapter 2: Untuk tuan!

Part 1

Malam hari.

Semua lampu telah padam, dan semua orang sudah tertidur. Yah... hampir semua orang. Aku masih terjaga.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di jendelaku.

Aku mengabaikannya dan melanjutkan membaca buku berjudul Kura-kura dan Kelinci. Karena judulnya sama seperti dongeng di bumi, kupikir ceritanya juga sama. Tapi makin lama kubaca, makin aneh isinya…

(Asisten-kun, lampunya masih menyala. Aku tahu kau belum tidur!)

Seekor kelinci dan seekor kura-kura sedang berlomba. Si kelinci melesat penuh semangat, melewati gunung dan sungai, meninggalkan kura-kura jauh di belakang.

(Asisten-kun, biarkan aku masuk! Di luar dingin sekali...)

Namun, kelinci menyadari bahwa kura-kura telah menjebaknya. Perlombaan itu adalah perlombaan lari jarak sangat jauh tanpa jeda. Bahkan kelinci tercepat dari Suku Kelinci Pembunuh pun membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikannya, tetapi ia berlomba dengan Kura-kura Benteng, yang dapat menyimpan makanan dan air dalam jumlah besar di cangkangnya.

Pada saat kura-kura itu berhasil menyusul kelinci yang pingsan karena kelelahan di pinggir jalan, ia berkata: 

'Aku bisa menggendongmu sampai ke garis finish, dengan harga murah—'

(Asisten-kun! Sekarang hujan juga, bukalah!)

Saat suasana mulai seru, suara ketukan di jendela semakin keras hingga akhirnya aku terpaksa membukanya.

“Ada keributan apa di tengah malam begini, Bos? Silakan datang dan temui aku selama jam kerja melalui pintu depan.”

“Menurutmu kenapa aku datang malam-malam begini? Ugh, dingin banget…”

Itu Chris, pemimpin Kelompok Pencuri Bertopeng. Dia melihat ke sekeliling ruangan, memperhatikan buku di atas tempat tidurku.

“Apa kau membaca ini dengan sangat teliti sampai-sampai tidak bisa mendengarku? Aku punya berita penting!” 

Dia memandangku dengan seksama.

Tanpa peduli, aku  mengambil buku lain.

“Buku-buku di dunia ini memang unik. Yang ini berjudul Orc Buruk Rupa. Orc yang diintimidasi sebenarnya adalah seorang Ogre. Setelah dia tumbuh dewasa dan melakukan perjalanan untuk membalas dendam—”

“Aku tidak peduli! Ini soal Darkness!”

Chris berkata dengan nada yang luar biasa serius sementara aku terus membaca sinopsis buku itu. 

“Keluarganya mungkin memiliki pusaka suci.”

Pusaka suci adalah item cheat yang diberikan kepada orang yang bereinkarnasi dari Jepang. Hanya pengguna aslinya yang bisa mengaktifkan kekuatan penuhnya. Tapi bahkan jika digunakan oleh orang lain, benda itu tetap bisa sangat berbahaya.

“Aku sedang melacak Pusaka Suci melalui pasar gelap, Tapi sepertinya, ada seorang bangsawan yang sekarang memilikinya.”

“Dan kau pikir itu Darkness? Kalau memang berbahaya, kupikir dia akan memberikannya padamu kalau kau minta baik-baik.”

Darkness adalah orang yang masuk akal, Kalau kita jelaskan situasinya, aku yakin dia akan menyerahkannya.

“…Aku takut itu tidak semudah itu,”

Untuk beberapa alasan, pipi Chris memerah saat dia menggerutu.

“Kenapa tidak? Apakah itu sesuatu yang sangat diinginkan oleh Darkness? Lagipula, apa itu?”

“Yah, agak sulit untuk menjelaskannya... Anggap saja itu adalah pusaka suci yang tidak boleh digunakan oleh Darkness.”

Chris tampak serius. Tapi kalau pusaka itu memang berbahaya, aku rasa Darkness tidak akan menyalahgunakannya…

Meskipun begitu...

“Aku belum lupa kejadian dengan kalung penukar tubuh. Aku tahu betul betapa bahayanya pusaka-pusaka seperti itu. Demi Darkness, aku akan membantumu,” 

Kataku sambil tersenyum, mencoba meyakinkan Chris.

“Ah... Terima kasih asisten-kun! Untuk mengembalikan Darkness ke jalan yang benar, kita pasti akan mendapatkannya kembali!”

Part 2

Chris dan aku sedang berdiskusi di depan sebuah rumah besar di distrik bangsawan Axel.

(Hei, asisten-kun, kenapa keamanannya begitu ketat? Apa karena kau pernah masuk ke rumah Darkness sebelumnya?)

(Jika kau berada di posisiku, aku yakin kau akan melakukan hal yang sama!)

Memang benar, dia meninggalkan party dan aku harus mengambil tindakan ekstrem untuk mendapatkannya kembali. Sepertinya insiden itu menyebabkan peningkatan keamanan di sekitar area tersebut.

Melihat rumahnya dari balik bayangan, terlihat jelas bahwa pagar di sekelilingnya kini lebih tinggi, ditambah beberapa lampu dan dua penjaga yang sedang berpatroli.

(Asisten-kun, apa yang harus kita lakukan? Pagarnya terlalu tinggi untuk dipanjat, dan kita akan ketahuan saat mencari pintu masuk lain. Bahkan jika aku menggunakan kemampuan stealth-ku, sepertinya itu tetap tidak mungkin), bisik Chris dengan ekspresi gelisah.

Tapi dia lupa bahwa aku adalah Satou Kazuma, yang terkenal dengan kemampuan perencanaan yang licik. Jika tidak ada yang lain, kita masih akan baik-baik saja.

Aku mengangkat jariku, menunjukkan bahwa aku punya ide.

(Bagaimana kalau menangkap kobold di luar kota dan melepaskannya di depan mansion? Jika monster muncul di kota, itu akan menyebabkan keributan besar, dan sementara para penjaga sibuk berurusan dengan mereka, kita menyelinap masuk—)

(Itu tidak bagus! Pikirkan sesuatu yang lain!)

Aku kira itu ide yang bagus, ternyata tidak.

Aku mengangkat jari lainnya. 

(Bagaimana kalau kita mengajak seorang pemabuk untuk membuat keributan di depan rumah besar itu? Lalu menerobos masuk sementara para penjaga menangani hal itu. Jika kita membayar minumannya, aku cukup yakin seseorang akan bersedia—)

(Jangan libatkan orang aneh! Berikutnya!)

Kalau begitu, aku punya ide ketiga

 (Ayo kita ajukan permintaan di guild. Minta seseorang meneriakkan 'Lalatina!' berulang-ulang di depan mansion. Kurasa semua orang di guild akan terhibur—)

(Darkness akan marah jika kita melakukan itu! Semuanya akan hancur!)

Rencana hebat lainnya, namun ditolak lagi.

(Bagaimana kalau salah satu dari kita menarik perhatian penjaga dan melarikan diri sementara yang lain masuk? Mari kita putuskan dengan batu, kertas, gunting).

Untuk kali ini, alih-alih langsung menolak ide brilian-ku, Chris tampak tertegun sejenak.

(Um... asisten-kun, apa kau serius? Aku adalah dewi keberuntungan, kau tahu? Bahkan jika aku berada di tubuh ini, tidak mungkin aku bisa kalah.)

Aku tertawa terbahak-bahak 

(Apa kau tahu aku ada di level berapa sekarang? Kau akan terjatuh karena terlalu percaya diri.)

(Oh benarkah? Itu adalah kata-kata yang menantang, asisten-kun. Baiklah kalau begitu, ayo kita lakukan!)

Konosuba Yorimichi 3 Ilustrasi ke-2: Chris & Kazuma

Matahari telah terbenam beberapa jam yang lalu; kota ini telah tertidur lelap.

Ini adalah malam yang sangat dingin—beruntung ada kompor di sudut kamarku. Aku sedang memasak kue beras. Sambil menunggu, aku akan membaca sebentar.

(Asisten-kun! Asisten-kun! Kita perlu bicara, buka jendelanya!)

Pilihan bacaan malam ini berjudul “Panduan Lengkap Elf” sebuah buku yang pasti akan menarik minat semua pecinta elf di Jepang.

(Elf secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, Elf hutan dan Elf padang rumput).

(Asisten-kun, aku tahu kau ada di sana! Jangan meremehkan kemampuan penginderaanku!)

[Di padang rumput yang luas dan terbuka, spesies elf yang unik tumbuh subur. Dikenal sebagai Elf Padang Rumput, mereka adalah suku pemburu, nama mereka diambil dari habitatnya. Hidup di tanah tanpa pepohonan, kulit mereka berwarna cokelat alami, sebagai bukti adaptasi terhadap lingkungan.

Kaisar pertama Kekaisaran Suzuki, Hikoichi Suzuki, ketika pertama kali bertemu dengan para elf ini, sangat terpesona dengan warna kulit mereka yang gelap. Karena penasaran, ia menamai mereka 'Dark Elf', julukan yang bertahan hingga hari ini.]

“Gerakan kontol, Suzuki. Orang itu pasti orang Jepang.”

(ASISTEN-KUN!)

Mengabaikan gedoran di jendela, aku terus membaca.

[Dark Elf sangat ahli dalam melempar tombak, sebuah teknik yang mereka gunakan untuk berburu hewan herbivora besar. Makanan mereka yang kaya akan protein berkontribusi pada fisik mereka yang prima, membuat mereka lebih bugar secara fisik daripada rekan-rekan mereka yang tinggal di hutan].

(Asisten-kun, jika kau terus mengabaikan perintahku, aku harus bertindak sendiri! Apa kau sudah lupa dengan kemampuanku membuka kunci?)

Tanpa mengalihkan pandanganku dari buku, aku mengarahkan tanganku ke arah suara itu, “Freeze!” seluruh jendela, termasuk kusen dan gordennya, berubah menjadi es.

Lalu aku membalik halaman buku itu, mengabaikan apapun yang terjadi di luar jendela yang membeku.

[Berbeda sekali dengan Elf Padang Rumput, Elf Hutan mendiami hutan lebat. Makanan mereka terutama terdiri dari jamur dan buah-buahan, yang mereka dapatkan dari pepohonan. Mereka juga ahli dalam berburu, menggunakan busur dan anak panah untuk menjatuhkan mangsanya.

Meskipun berasal dari ras yang sama, Elf Hutan dan Dark Elf tidak bersahabat. Elf Hutan, dengan tubuh yang lebih kecil, sering memandang Dark Elf dengan iri dan curiga karena perbedaan kekuatan fisik yang mencolok. Persaingan ini semakin diperkuat oleh fakta bahwa banyak wanita Elf Hutan—karena kain penahan busur yang mereka gunakan—memiliki payudara yang lebih kecil, berbeda dengan wanita Dark Elf.].

(Asisten-kun, rumahmu sangat bagus, tapi keamanannya terlalu longgar. Aku bisa dengan mudah masuk dengan kunci sederhana ini—eh? Kenapa kuncinya dibekukan?]

[Elf Hutan dikenal karena persahabatan erat mereka dengan manusia tertentu. Manusia-manusia ini memiliki rambut hitam, mata hitam, dan nama-nama aneh. Terlepas dari asal-usul mereka yang misterius, mereka akrab dengan Elf Hutan, yang membalas perasaan itu. Namun, Elf Hutan sangat selektif dalam berteman—mereka hanya bersahabat dengan para vegetarian yang ahli memanah.].

(Asisten-kun, jendelamu membeku! Mungkin dingin, tapi ini belum musim dingin, kau yang membekukannya, kan?!)

Kemudian, Chris melakukan sesuatu yang keterlaluan, mencabut belati dan menggores jendela.

(Asisten-kun, aku tidak akan marah kalau kau mengizinkanku masuk! Dengan jendela yang membeku, balkon ini terasa sangat dingin!)

Suara belati yang menggores jendela membuatku merinding, terpaksa aku mencairkan es menggunakan Tinder dan membiarkan Chris masuk.

“Ada apa? Kupikir kita sudah melakukan pekerjaan dengan baik kemarin, atau setidaknya menurutku. Apakah kau tidak?” 

Aku bertanya pada Chris yang menggigil.

“Apa yang kau bicarakan? Kau kalah; kau seharusnya menjadi umpan!”

“Aku! Sebagai umpan, aku dengan berani berjalan melewati para penjaga, lalu bertemu dengan Darkness setelah kepala pelayan mengijinkan aku masuk.”

"Kau bukan umpan! Kau tamu! Kau minum teh dan mengobrol dengan Darkness, sementara aku bersusah payah menyelinap ke dalam rumah!"

Tak peduli apa yang dia katakan, aku melakukan pekerjaan dengan baik. Aku mengangkat bahu sambil memegangi tanganku di atas kompor.

“Aku punya alibi, kau seharusnya melanjutkan pekerjaanmu tanpa mengkhawatirkanku.”

"Itu namanya curang, Asisten-kun! Seandainya aku ketahuan, aku akan bilang ke semua orang bahwa kau adalah kaki tanganku. Anggap saja itu hukuman ilahi!"

“Hei, hentikan itu. Pembicaraan semacam itu tidak pantas untuk seorang dewi. Tunggu, kau tidak bisa mencuri pusaka itu?”

“Aku pergi ke ruang harta karun, tapi tidak menemukannya...”

 tanpa bertanya, Chris mengambil kue beras dari kompor dan menggigitnya dengan lahap. 

“Mmmmmh, ini enak sekali!”

Tak mau kalah, aku mengambil kue beras lainnya, mencelupkannya ke dalam kecap dan menggigitnya juga.

“Kalau begitu, mungkin ada bangsawan lain yang memilikinya? Meski begitu, jika Darkness memilikinya, aku ragu dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya dengan itu.”

“Aku sudah memikirkan hal itu, tapi mengingat kekuatan dari pusaka suci itu, aku ragu ada orang yang mau membayar mahal untuk itu.”

Aku menaruh kue beras yang tersisa di luar jangkauan Chris.

"Kurasa Darkness bilang semalam dia mendapatkan barang mahal. Tapi apa fungsi pusaka itu? Kalau kau memberitahuku, aku bisa membicarakannya dengannya."

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku tidak bisa memberitahumu. Tapi aku sangat yakin dia tidak akan pernah melepaskannya, apa pun yang kita katakan padanya—"

Seakan menebak apa yang aku rencanakan, dia kemudian berubah serius. 

”—Asisten-kun yang baik hati, berikan aku kue beras lagi!”

Part 3

Kami terlibat diskusi sengit di luar rumah Dustiness.

(Aku adalah umpan tadi malam, sekarang giliranmu!)

(Asisten-kun seharusnya mendengarkan atasan mereka! Lihat, keamanan lebih ketat dari kemarin malam! Akan sangat buruk jika kepalaku yang jadi taruhannya).

Seperti yang dia katakan, mansion itu dalam keadaan siaga tinggi untuk beberapa alasan. Jelas bukan karena gangguan kemarin.

(Apa yang terjadi? Ini tidak seperti mereka melihatmu tadi malam, kan?)

(Tidak. Aku pergi ke ruang harta karun, tapi tidak mengambil apapun!)

Komplotan Pencuri Bertopeng telah membobol beberapa rumah bangsawan, tapi belum ketahuan.

(Aku yakin kau mengambil sesuatu; kau sendiri yang bilang padaku bahwa sia-sia jika membobol ruang harta karun dan tanpa membawa apa-apa.)

(Aku tidak mencuri apapun! Kita berbicara tentang keluarga Darkness, bukan bangsawan yang korup! Aku tidak akan mencuri apapun dari sahabatku!)

Kata pencuri yang mencoba mencuri dari kediaman Dustiness.

(Lalu, apa kau melakukan hal lain?)

(Album masa kecil Darkness ada di ruang harta karun, aku sudah memeriksanya.)

Mungkin yang itu.

(Ayah Darkness agak lola. Kenapa juga menaruh barang pribadi seperti itu di ruang harta karun, bukankah seharusnya dia menyimpannya di tempat pribadi?)

Dia hampir mengeksekusiku sebelumnya, jadi aku bisa memanggilnya begitu. Yang kulakukan hanyalah membuat Darkness basah kuyup dan setengah telanjang di depannya.

... Setelah dipikir-pikir, aku rasa semua bangsawan akan mengeksekusi siapapun yang melakukan itu pada putri mereka.

(Tidak ada yang istimewa... kecuali beberapa foto Darkness kecil yang sedang mengompol di balik selimut. Aku mengambilnya untuk diriku sendiri, mungkin nanti akan kutunjukkan padamu, asisten-kun).

(Kau terlalu menikmati pekerjaan ini, ya? Lagipula, itu bukan harta karun, kenapa mereka semua begitu gusar?)

(Itu lebih dari sekedar harta karun bagi ayahnya. Di seluruh kediaman Dustiness ada banyak lukisan Darkness...)

(Itu sisi tak terduga dari dirinya.)

Jika kujelaskan masalahnya pada mereka, mungkin semuanya akan selesai dengan cepat. 

Aku mengulurkan tanganku ke Chris

(Berikan fotonya, aku akan mengembalikannya.)

(Tidak, aku akan menyimpannya dan menggunakannya kapan saja saat Darkness memberiku waktu yang sulit. Lagipula, aku tidak membawanya. Aku sudah menyembunyikannya dengan hati-hati di tempat yang tidak bisa ditemukan siapa pun.)

(...Aku merasa itu tetap tidak akan menghentikannya.)

Aku ingin tahu apakah mungkin untuk membuat salinannya, aku ingin menyimpannya, untuk berjaga-jaga.

Bagaimanapun, itu tidak menyelesaikan masalah kami. Ada tiga kali lebih banyak penjaga yang berpatroli, dan lampu menyala di mana-mana. Hampir mustahil untuk menerobos masuk.

(Kalau kita tidak bisa memanjat pagar, mungkin masuk dari bawah? Meskipun aku bisa menggunakan Create Earth, aku tidak punya keahlian untuk menghapusnya. Mengapa kita tidak tidur saja dan mencoba lagi besok?)

(Jangan menyerah begitu saja! Selalu ada cara untuk masuk!)  

Saat aku segera menyerah, Chris memberi isyarat padaku untuk mengikutinya. Tanpa sepatah kata pun, dia menunjuk ke pintu masuk selokan.

“Tidak.”

(Asisten-kun, pelankan suaramu! Kita tidak punya cara lain; kita harus melalui selokan).

Itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

(Aku tahu ada makhluk yang bisa membersihkan selokan. Ayo kita pergi ke hutan, tangkap sekumpulan slime, dan lepaskan di selokan. Setelah sekitar satu tahun, mereka akan sepenuhnya bersih. Lalu kita bisa masuk ke dalam).

(Kita tidak bisa melakukan itu; akan terlalu lama! Dan kalau slime keluar lewat toilet, itu akan menyebabkan masalah besar!)

Dari manga, kupikir menggunakan slime untuk membersihkan saluran pembuangan adalah hal yang umum di dunia ini. Ugh, kenapa dunia ini begitu tidak konsisten!

“Bos, aku punya ide! Kita bisa mendapatkan pusaka itu tanpa harus masuk ke dalam kediamannya.”


Keesokan harinya.

“KAZUMAAAAAAAAAAAAAAAAA!”

Ketika aku sedang tidur nyenyak di kamarku, Darkness yang sangat marah datang sambil berteriak.

“Whoa!? Kenapa kau ada di sini pagi-pagi begini? Kau seharusnya mengetuk pintu saat memasuki kamar seseorang. Aku bisa saja sedang melakukan hal-hal yang... dilakukan anak laki-laki secara pribadi!”

“Aku tidak peduli dengan privasimu! Kau bisa melakukan hal-hal mesum di mana saja dan kapan saja!” 

Darkness menunjukkan secarik kertas padaku. 

“Kau benar-benar melampaui batas kali ini, Kazuma! Mengancam seorang bangsawan!? Apa yang kau pikirkan!? Aku akan mencarikanmu pengacara, tapi kau tetap tidak akan lolos dari hukuman!”

Surat kabar yang dimaksud mengatakan:

[Saat ini kami memiliki harta karun keluarga Dustiness, yaitu foto Nona Lalatina yang berusia 5 tahun. Jika kau menginginkannya kembali, siapkan Pusaka Suci yang telah ditentukan. Setelah siap, kami akan menghubungimu lagi dengan instruksi bagaimana cara menukarkannya.

—Dari sekelompok pencuri misterius yang mengkhawatirkan dunia].

“Apa yang membuatmu berpikir aku ada hubungannya dengan ini!?”

“Pencuri masuk ke rumahku di malam yang sama saat kau tiba-tiba datang! Tidak ada keraguan di pikiranku kalau kau terlibat!”

Dia menyatakan itu dengan tegas, tapi dari nada suaranya, dia jelas tidak punya bukti yang kuat.

“Apa kau memperlakukanku seperti penjahat hanya karena aku mengunjungi rumah teman? Kalau begitu, kau harus punya bukti! Ayo, tunjukkan buktinya!”

Darkness mendengus dan tertawa mendengar komentarku.

“Bukti? Sebagai seorang bangsawan, kata-kataku saja sudah cukup untuk menghukummu di pengadilan. Jika aku menyatakan 'Itu dia', maka itu sudah cukup untuk menghukummu!”

“Itu penyalahgunaan hak istimewamu! Kau pengecut, menyerahkan pekerjaan kotormu ke pihak berwenang!”

“K-Kau pengecut karena mengirim surat ini! Sebaliknya, dimana kaki tanganmu, di mana Chris!? Kau pasti tahu dimana dia, katakan padaku!”

Seorang masokis keras kepala seperti dia rupanya punya intuisi yang cukup tajam.

“K-kaki tangan!? Aku hanya ingin bertemu denganmu, apa itu salah? Kita sudah dewasa Darkness, tidak apa-apa kalau kita bertemu hanya berdua, kecuali kau takut aku akan merayumu dengan cara tertentu... atau justru kau yang akan merayuku— HEI TUNGGU, ITU SAKITTTTTTTT!”

Darkness menarik pipiku dengan kuat sampai nyaris robek. Aku buru-buru menepuk tangannya agar dia berhenti, tapi tidak berhasil.

“Apa ini waktu yang tepat untuk mengeluarkan kata-kata mesummu? Aku yakin Chris memasuki ruang harta karun saat kau menggangguku. Sekarang beritahu aku di mana dia! Atau aku akan menyita semua harta karunmu!”

“A-Aku benar-benar tidak tahu di mana dia! Dia selalu pergi dan datang sendiri, tanpa pemberitahuan. Dia tiba-tiba muncul di tengah malam... lewat jendela!”

Bukan karena aku takut kehilangan hartaku—aku sungguh tidak tahu di mana Chris berada. Karena itu aku meninggalkannya tadi malam.

Darkness melunakkan cengkeramannya. 

“Sekarang kalau dipikir-pikir, aku sudah mengenal Chris sejak lama... tapi aku tidak tahu di mana dia tinggal. Dia juga selalu datang lewat jendela kamarku!”

Part 4

Malam itu.

Ada ketukan di jendelaku, lalu sebuah suara terdengar di luar.

(Asisten-kun, aku mendapatkan fotonya. Bagaimana pertukaran Pusaka Suci-nya? Apa kau pikir Darkness akan setuj—?)

Chris langsung ditarik masuk ke dalam kamar begitu jendela terbuka tiba-tiba.

“Kurasa dia tidak akan menyetujuinya.”

“D-D-D-D-Darkness!? Kenapa kau ada di sini!?”

Darkness yang tampak marah melemparkan Chris ke lantai kamar, lalu meninggikan suaranya.

“Ini rumahku. Kenapa aku tidak ada di sini? Ayolah Chris, serahkan fotonya, dan aku akan menjelaskan kenapa yang kau lakukan itu sangat bodoh.”

“Asisten-kun, kau menjualku, ya?” 

Chris berteriak saat Darkness mengguncangnya dengan kasar.

Aku tetap terbaring di tempat tidur. 

“Aku tidak bisa bangun. Aku mencoba melawan, tetapi interogasi fisik yang dilakukan Darkness terlalu berat untuk tubuhku.”

“Kau sedang bersantai dan membaca buku!”

Chris yang menangis itu dipaksa duduk seiza di atas karpet.

”Tunggu, Darkness, aku akan mengaku. Dialah yang menulis surat itu!”

“APA!? Kejam sekali kau menjual bawahanmu, bos! kau tega sekali menyalahkanku padahal menggerebek rumah Darkness itu idemu sejak awal—!”

“Kalian berdua, diamlah!” 

Darkness bicara seperti seorang ibu yang menghentikan perkelahian anak-anaknya.

“Baik, Ojou-sama.” 

Chris dan aku menjawab serempak. Aku pun terpaksa ikut seiza di atas karpet dan menjelaskan situasinya.

“Dengan kata lain, karena ada pusaka suci di rumahku, kalian mencoba mengambilnya. Chris, aku sudah bilang... Sebelum sembarangan berkeliling seperti pencuri, bicaralah denganku dulu. Ini tidak seperti aku akan melakukan sesuatu yang buruk—” 

Darkness yang kini sudah tenang berkata. 

“—Aku tahu kau sulit mempercayai para bangsawan. Aku pernah mendengar pusaka suci memiliki berbagai macam efek yang aneh, tapi...” 

Dia menatap Chris dengan sedikit sedih. 

“Aku tahu aku juga seorang bangsawan, tapi... maukah kau percaya padaku? Aku bersumpah, Chris. Kau bisa mempercayaiku.”

“Darkness...”

Ya, mereka sedang berbincang dengan serius.

Tidak seperti kebanyakan bangsawan yang pernah kutemui, Darkness benar-benar terhormat—bersedia menanggung hutang besar demi membantu rakyatnya, dan selalu bekerja keras untuk mereka.

“Kenapa kau tidak menceritakan semuanya padanya, bos? Bahkan aku tidak tahu apa fungsi pusaka itu, kau hanya bilang Darkness tidak akan pernah melepaskannya.”

“Asisten-kun... Itu benar. Darkness adalah sahabatku. Aku harus lebih menghargai persahabatan kami daripada pusaka itu. Aku minta maaf karena telah meragukanmu.”

Mendengar permintaan maaf dari Chris, Darkness tertawa terbahak-bahak.

“Aku bahkan tidak tahu itu benda apa. Tapi kalau itu sangat berbahaya, aku akan memberikannya padamu.”

“Itu disebut 'Slave Collar', sebuah benda yang memaksa pemakainya untuk tunduk, dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa jika mereka tidak mematuhi perintah tuannya.” 

Chris berkata sambil tersenyum lembut.

“...”

“Hei Darkness, katakan sesuatu! Kau... tidak ingin menyimpannya untuk dirimu sendiri, kan?”

“Hah? A-apa!? T-tentu saja tidak! Kenapa aku menginginkan benda seperti itu? Hahahaha…”

Aku tahu itu. Saat Chris menyebutkan nama pusaka  itu, mata Darkness berbinar.

Sebuah alat perbudakan—hal yang umum dalam manga. Kupikir tak ada harta lain yang lebih diinginkan Darkness selain ini.

“Kupikir kau memilikinya Darkness, tapi aku mungkin salah. Pernahkah kau melihat ada kalung yang mencurigakan di rumahmu? Tidak apa-apa jika belum—” 

Sepertinya Chris menyadari perubahan ekspresi Darkness, dia pun mulai curiga.

Darkness menatapnya dengan serius.

“A-ah! T-tidak, tidak, tidak, tidak, tidak! Tidak ada benda seperti itu di rumahku! Tapi... bisa kau jelaskan lebih detail soal alat itu? J-jadi aku bisa menghindarinya! Rasa sakit seperti apa yang ditimbulkannya? Apa kondisinya? Apa yang terjadi jika dilepas? Setelah itu—”

“Jangan ceritakan lagi.”

“Asisten-kun... apa kau yakin kita bisa mempercayainya? Jangan-jangan kerah itu benar-benar ada di rumahnya…”

Ini ide yang buruk. Semoga Darkness masih memprioritaskan harga dirinya sebagai bangsawan dibandingkan hasrat masokisnya. Barang itu terlalu berbahaya baginya, mengingat efeknya.

“Hatiku mungkin sempat goyah sesaat... tapi kalian bisa mempercayaiku. Chris, kau mungkin percaya tidak ada bangsawan lain selain aku yang menginginkan benda itu—tapi kurasa itu tidak benar. Seorang bangsawan serakah yang suka melecehkan pelayannya pasti akan menginginkannya.”

Darkness berkata dengan ekspresi serius, setelah menyadari kecurigaan kami yang jelas.

“Asisten-kun, aku tidak salah sama sekali. Semua bangsawan itu korup!”

“Dunia ini akan lebih baik jika semua bangsawan disita asetnya.”

Part 5

Darkness meninggikan suaranya di depan sebuah rumah mewah.

"Panggil Baron Crank! Aku tahu dia ada di rumah! Aku akan menggunakan otoritasku sebagai kepala keluarga Dustiness! Biarkan aku menggeledah ruang harta karun!"

Di belakang Darkness, berdiri sepasukan kecil prajurit yang berbaris rapi. Aku dan Chris berdiri di barisan paling belakang.

"Apa yang harus kita lakukan, asisten-kun? Ini sudah diluar kendali."

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Ini bukan lagi menjadi tanggung jawab kita."

Darkness menanggapi situasi ini dengan sangat serius.

“N-Nona Dustiness, apa maksudnya ini!?”.

Seorang pria paruh baya bertubuh gemuk dan penuh perhiasan muncul dari rumah besar yang kini terkepung. Wajahnya hampir menangis. Sepertinya inilah sang pemilik rumah.

Darkness menatap Baron dengan mata dingin sebelum dia mulai meremehkannya, menyebut pria itu berbau alkohol.

“A-aku bekerja lembur kemarin, jadi kupikir tidak masalah minum sedikit... Lagi pula, bukankah tidak sopan memasuki ruang harta karun seseorang tanpa izin? Aku tak bisa memikirkan alasan untuk—”

Baron itu tampak mulai mendapatkan kembali ketenangannya sedikit dan membalas.

Namun Darkness tak berhenti.

“Kau tidak bisa memikirkan alasan? Untuk bangsawan tanpa tanah, kau menjalani gaya hidup yang cukup mewah. Aku tak yakin pendapatanmu mencukupi untuk itu.”

“Yah, itu... aku menerima dukungan rutin dari ayahku, seorang bangsawan sejati! Tidak ada yang salah dengan itu!”

“Itu pasti ada di sini!” 

Darkness berteriak sambil mencengkeram kerah sang Baron. 

Aku dengar kau membeli dan menjual monster untuk Marquess! Kau mengumpulkan monster betina dan menjualnya untuk tujuan tak senonoh! Meskipun mereka monster, itu tetap salah!”

Ternyata Darkness memang punya dendam pribadi pada pria ini. Kedatangannya bukan kebetulan. Meski ia merasa bertindak demi keadilan, yang terlihat hanyalah penyalahgunaan otoritasnya.

“A-apa yang kau bicarakan!? Memang benar kami menangkap dan memperdagangkan monster, tapi itu bisnis biasa! Kami hanya menangkap monster dengan nilai pengalaman tinggi dan menjualnya—”

“JANGAN BERBOHONG!” 

Sela Darkness, berteriak sekeras-kerasnya. membuat wajah Baron Crank langsung pucat.

“Aku tahu kau melecehkan para pelayanmu dengan dalih mendisiplinkan mereka! Tidak mungkin orang sepertimu tak akan melakukan hal cabul pada monster yang kau tangkap!”

“S-semua bangsawan melakukan pelecehan seksual pada pelayan mereka! Itu hobi kami semua! Kau terlalu sombong, Nona Dustiness!”

…Dia benar-benar mengakuinya secara terbuka.

“Cukup! Geledah ruang harta karun sekarang juga! Pasti ada barang ilegal di sana!”

“T-tidak ada barang semacam itu! Hentikan!”

Begitu Darkness memberi perintah, para prajurit melangkah masuk ke dalam mansion. Baron Crank berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Darkness, tapi gagal.

Beberapa menit kemudian, seorang prajurit kembali membawa sebuah benda di tangannya.

"Nona Dustiness! Kami menemukan ini di ruang harta karun. Ekstrak murni dari Golden Duxions, dilarang karena spesies ini terancam punah! Ada berbagai macam barang ilegal, termasuk tonik yang terbuat dari testis orc...!"

Sebagai tanggapan, Baron Crank berlutut dalam kekalahan. Chris dan aku saling berpandangan dengan heran, kami yakin Darkness hanya mencoba menuduhnya.

"Lagipula, ada barang-barang ilegal! Kau menemukan benda-benda berbahaya lainnya, kan? Seperti alat sihir berbentuk kerah, atau benda yang menimbulkan rasa sakit!?"

"... Tidak Nona, tidak ada yang seperti itu. Kebanyakan adalah suplemen untuk meningkatkan pengalaman atau meningkatkan statistik."

“... Benarkah...?”

“Hei Darkness, kau masih memiliki ekspresi aneh di wajahmu.”

Meskipun tindakannya pada akhirnya benar, Darkness terlihat sangat kecewa.

Kemudian.

"Ini adalah surat perintah! Count Prelude, kau dicurigai menangani barang ilegal! Biarkan kami menggeledah ruang harta karunmu!"

"Nona Dustiness!? Penyelidikan mendadak itu langkah pengecut. Aku tidak berdagang dengan barang ilegal. Namun, aku akan dengan senang hati berbagi bubuk lendir agar-agar..."

 …

Darkness terus mengincar rumah-rumah para bangsawan yang dikelilingi oleh rumor buruk.

"Baron Karpas! Kami akan menggeledah kediamanmu! Aku yakin kau tahu alasannya?"

"Nona Dustiness, apa maksudnya ini!? Kalau untuk pajak maksud kedatanganmu, aku akan memberitahumu bahwa aku memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan yang menyebabkan sakit perut, mual, sakit punggung, dan insomnia ketika aku membayar pajak—"

“Kosongkan isi ruang harta karun!”


Dan itu terus berlanjut.

"Nona Dustiness!? Kami memiliki slime berkualitas tinggi yang ditingkatkan dengan sihir; banyak yang memiliki tentakel yang kuat! Kita bisa menjualnya pada penikmat monster erotis seperti—"

"Diamkan wanita itu! Semua monster ilegal di fasilitas ini akan disimpan sementara dalam status Dustiness! -K-Kazuma, kenapa kau menatapku seperti itu? Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakanlah!"

 

Bahkan saat matahari terbenam.

"Viscount Primo! Kau saat ini—Ah! Dia melarikan diri, kejar dia!"

“Kami akan menangkap Viscount, sisanya bergegas ke mansion!”

"Lihat, ada gadis-gadis tentram yang ditanam di seluruh taman! Apa yang dipikirkan orang tua itu dengan memelihara monster berbahaya seperti itu di kota?!"

"Herbisida! Bawakan herbisida!"

Dia berhasil memburu semua bangsawan yang melakukan kegiatan ilegal.

Part 6

“…Apa ini semua salahku? Aku belum pernah melihat Darkness bertindak sejauh ini.”

“Jangan khawatir, Chris. Bahkan jika kita tidak menemukan pusaka itu, semua bangsawan tetap akan diselidiki. Kebenaran cepat atau lambat akan terungkap.”

Darkness menjawab dengan nada tenang—sangat berbeda dari biasanya.

“Itu benar. Kalau kau memang punya andil, maka kau telah melakukan pekerjaan yang hebat, Darkness. Menangkap begitu banyak bangsawan korup bukanlah hal mudah.”

Chris menatap kami dengan ekspresi muak. 

“Asisten-kun, jangan bilang kau mencoba menimpakan semua ini padaku?”

“Aku cuma asisten. Semua pujian harusnya diberikan pada bos.”

Kami sekarang berdiri di depan rumah yang luar biasa mewah—bahkan untuk ukuran distrik bangsawan.

Pasukan Darkness terus bergerak maju, sementara para prajurit dari keluarga bangsawan lain mulai terlihat gelisah.

Untuk membangkitkan semangat pasukannya, Darkness berbicara dengan penuh percaya diri:

“Kerja bagus, semuanya. Yang terbaik kusimpan untuk terakhir. Asal-usul kemakmuran keluarga ini mencurigakan. Aku yakin pusaka suci itu ada di sini!”

“Tunggu... Kalau kau yakin pusaka itu ada di sini, kenapa tidak dari tadi kita datang ke sini dulu?”

Aku mencoba menyuarakan keprihatinanku, tapi Darkness mengabaikanku dan kembali melanjutkan pembicaraan.

“Keluarga Sumer memiliki garis keturunan panjang. Prestise mereka hanya satu tingkat di bawahku di Axel. Awalnya aku ingin menyelidiki secara menyeluruh dan mengumpulkan bukti kuat, tapi keadaan memaksaku bertindak cepat.”

…Tunggu, jadi selama ini dia menggerebek rumah para bangsawan tanpa bukti apa pun?

(Ini gila. Dia benar-benar merampok rumah orang sembarangan. Darkness memang sahabatku, tapi... mungkin aku harus menurunkan statusnya menjadi sekadar kenalan.) 

Chris berbisik padaku.

(Kau bilang begitu seolah-olah semua ini bukan salahmu dari awal.)

"Aku bisa mendengar kalian! Semua bangsawan yang kita gerebek memang koruptor!" 

Darkness, yang tampaknya tidak sadar diri, membalas sambil tersipu.


Lalu.

“Aku bertanya-tanya siapa yang membuat keributan di luar, dan ternyata hanya ‘Nona’ Dustiness. Apa yang kau lakukan di sini? Masuk ke rumahku tanpa diundang, sungguh kasar.”

Seorang wanita cantik bermata merah muncul dari dalam rumah besar itu. Wajahnya sebagian tertutup kipas. 

Dia memandangi Darkness dengan pandangan jijik.

“Apa kau sedang bersenang-senang berpura-pura jadi crusader? Dengan pakaian seperti itu, kau tak terlihat seperti putri seorang Duke. Katakan padaku, ‘Nona’ Dustiness, kapan kau akan berhenti bermain-main dengan fantasi petualanganmu itu?”

Kelihatannya dia berasal dari keluarga saingan dan berusaha memprovokasi Darkness.

Namun Darkness sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini. Bahkan, sepertinya dia menikmatinya. Dia tersenyum penuh percaya diri.

“Ini bukan permainan, Nona Hyanhyan Meade Sumer. Awalnya aku ingin menunggu hingga bukti mencukupi. Tapi situasi saat ini menuntut tindakan ekstrim.”

Nada suaranya serius, meski dengan kesan meremehkan. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa kecil.

“Apa kau dari Klan Penyihir Merah?”

"T-Tidak! Aku tidak punya hubungan dengan mereka, dan jangan coba-coba menyebutkan hubungan seperti itu lagi!" 

Hyanhyan menjawab, matanya memancarkan warna merah yang sangat familiar.

“Tapi namamu—”

“Diam! Kalau kau berani mengolok-olok namaku lagi, aku akan memenggalmu!”

Nama aneh dan mata merah menyala...

Tidak salah lagi, dia pasti punya hubungan darah dengan klan itu.

"Keluarga Sumer memiliki banyak penyihir yang kuat selama beberapa generasi. Aku cukup yakin bahwa istri dari kepala keluarga sebelumnya adalah anggota Klan Penyihir Merah. Para bangsawan cenderung menikahi orang yang kuat dan berkuasa." 

Darkness menjelaskan, menjawab kebingunganku.

“Oh, jadi dia dinamai dari nama neneknya atau semacamnya.”

“Sudah kuperingatkan, rakyat jelata! Cursed Lightning!”

Tampaknya dia benar-benar sensitif soal namanya. Dia langsung melontarkan mantra berbahaya padaku—mantra tingkat lanjut yang bisa saja membunuhku seketika, kalau saja seseorang tak menghalanginya tepat waktu.

“...Serangan yang hebat, Nona Sumer!”

“Dustiness…!”

Darkness melindungiku dari serangan maut itu. Seperti yang diharapkan dari dia, wanita dengan ketahanan sekelas monster—dia menerima serangan sihir sekuat itu tanpa cedera berarti. Bahkan... dia tersenyum tipis.

“Kurangnya bukti tak akan jadi masalah pada akhirnya. Menggunakan sihir tingkat lanjut di dalam kota adalah tindak kejahatan. Apalagi kau menyerangku—seorang bangsawan dengan peringkat lebih tinggi!”

Melihat Darkness menang telak, Hyanhyan makin kesal. Mata merahnya mulai berair

“Sombong sekali kau ini, ya ‘Nona’ Dustiness... Atau harus kukatakan, ‘Nona’ Lalatina! Kau selalu memanggilku dengan nama itu di pesta-pesta, padahal aku sudah berkali-kali bilang jangan panggil aku begitu!”

"J-Jangan panggil aku seperti itu! Aku tidak memprovokasimu, tapi kau yang mulau duluan!"

Dari percakapan sebelumnya, sepertinya mereka berdua saling membenci, tapi sekarang sepertinya mereka sangat mirip dengan Megumin dan Yunyun.

“Kalau dipikir-pikir, Lalatina dan Hyanhyan itu nama yang imut, ya.”

“Itu bukan salahnya! Dia dari klan yang suka ngasih nama-nama aneh!”

Lalatina tersipu malu.

“Tak perlu banyak omong lagi, Dustiness! Aku tahu kau dan para pencuri itu datang ke sini untuk menjarah ruang harta milikku! Aku akan bersaksi di pengadilan bahwa aku cuma pakai sihir tingkat menengah untuk membela diri!”

Hyanhyan mengangkat tangannya, dan segerombolan tentara bersenjata masuk ke ruangan.

“Kalau begitu kita bertarung saja! Aku tahu betul kau itu wanita sadis! Aku yakin ada banyak barang ilegal di ruang hartamu! Termasuk… kalung budak itu! Jangan-jangan, kau berniat memasangkannya ke pria dan memberinya perintah mesum, dasar cabul!”

"A-Apa yang kau katakan!? Dustiness kalau ada orang cabul di sini, itu jelas-jelas KAU! Lagipula, bagaimana kau bisa tahu apa isi ruang harta keluargaku—?! Tidak... Aku mengerti. Aku akhirnya mengerti kenapa kau melakukan ini. Ini bukan penyelidikan atau bentuk keadilan... Tapi karena—"

Ekspresi Hyanhyan berubah drastis. Dari marah, menjadi ngeri, seolah-olah dia baru menyadari motivasi tersembunyi di balik tindakan Darkness.

Namun, sebelum dia bisa berkata lebih banyak, Darkness mengangkat pedangnya dengan semangat tinggi dan berteriak.

“MENYINGKIRLAH DARI SINI!”

Part 7

Malam itu.

(Asisten-kun, apa kau masih bangun?)

(Tentu saja, aku sudah siap.) 

Aku membalas bisikan Chris melalui jendela. Sudah larut malam, sebagian besar toko dan bar sudah tutup.

Aku meraih topengku dan melompat ke balkon.

(Wah, sudah lama aku tidak melihat topeng itu. Kau serius malam ini, ya, Asisten-kun!)

(Kalau kita tidak serius, kita nggak akan bisa menghentikan si bodoh itu.)

Meskipun kami tidak benar-benar mendiskusikannya, kami berdua tahu betul apa yang harus dilakukan.

(Gadis itu benar-benar menyebalkan. Setelah aku percaya padanya, dia malah bertindak seperti itu... dia tidak akan bisa lolos begitu saja).

(Darkness sering menceramahiku, ayo beri dia pelajaran sampai dia menangis.)

Darkness mengamuk di kediaman Hyanhyan, dia dan tentaranya menyebabkan kekacauan besar di ruang harta karun. Seperti yang diharapkan, ada banyak barang ilegal di sana, yang semuanya disita.

Hampir menangis, Hyanhyan mengancam akan membeberkan fetish aneh Darkness di pengadilan. Tentu saja, hal itu berakhir dengan perkelahian. Chris dan aku terpaksa memakai Bind untuk menahan mereka berdua.

Seharusnya itu tidak masalah jika itu adalah akhirnya, dia menggerebek semua kediaman bangsawan, tapi...

(Darkness mengatakan dia akan melakukan segala cara untuk memberikan kalung itu padaku, aku lega mendengarnya, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa mempercayainya lagi. Dalam keadaan apapun dia tidak boleh menggunakannya!)

Jika detektor sihir itu masih ada, aku yakin detektor itu akan berbunyi seperti orang gila saat Darkness mengatakan hal itu. Mengingat semua yang terjadi, Chris menurunkan statusnya dari sahabat menjadi teman.

(Ngomong-ngomong, asisten-kun, sudahkah kau memikirkan skenario terburuk?)

(... Hal terburuk apa yang bisa terjadi? Sepertinya dia tidak cukup bodoh untuk menggunakan kerah itu pada dirinya sendiri.)

Chris menggelengkan kepalanya dan menatapku dengan sangat serius. 

(Tidak bisa digunakan seperti itu, kalung budak memaksa orang lain untuk tunduk, ia membutuhkan seorang tuan).

Kalung itu menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada orang yang memakainya jika mereka tidak mengikuti perintah tuannya, Darkness membutuhkan seseorang untuk memberinya perintah...

(Benar... Siapa yang dia maksud untuk dijadikan tuannya?)

(Seseorang yang tahu tentang fetishnya yang memalukan, seseorang yang tidak peduli jika dia menahan rasa sakit yang ekstrim atau tidak mematuhi perintah. Aku yakin dia sudah mengambil keputusan). 

Dia berbisik sambil menyeringai.

Ya, kurasa itu sudah cukup jelas. Meskipun ketika aku memberinya perintah, Darkness biasanya menurut, kecuali jika dia terluka...

Aku menggaruk bagian belakang kepalaku karena malu.

(Apa kau yakin? Maksudku, kita adalah anggota party dan tinggal serumah. Aku rasa aku tidak akan bisa menghadapi Aqua atau Megumin lagi jika kita melewati batasan itu...)

(Apakah kau yakin dengan hal itu? Aku rasa kau sudah memikirkan beberapa hal yang kau ingin dia lakukan, dan kau tahu betapa dia sangat menikmati rasa malu...) Dia memukul pinggangku dengan sikunya, menggoda.

"...Baiklah, aku akan menyuruhnya untuk █████████████████, lalu dia harus ██████, dan pastinya dia akan ███████. Tentu saja dia harus pakai seragam ████—tapi tanpa pakaian dalam..."

"Pusaka Suci itu mungkin lebih berbahaya di tanganmu! Aku tidak bisa membiarkan salah satu dari kalian mendapatkannya!"

Dia ingin aku mengutarakan pendapatku, kenapa dia marah?

Kurasa dia mungkin benar sampai batas tertentu, tapi kurasa tidak ada tuan yang aman bagi Darkness. Banyak bangsawan membencinya sekarang, dan pada dasarnya dia menjalankan kota. Banyak orang yang menginginkan hal buruk terjadi padanya.

Aku mengenakan topeng itu, penuh dengan tekad.

"... Aku bersumpah tidak akan menyalahgunakan kekuatan kalung budak. Jika aku mendapatkannya, aku hanya akan menggunakannya sebentar saja, oke?"

"Kalau kau menggunakannya bahkan hanya satu detik, kau akan menerima hukuman ilahi!"

Suara-suara keras bergema di seluruh Kediaman Dustiness.

"Pencuri!"

Seperti pepatah bilang, ketiga kalinya adalah daya tarik. Kami sudah sering masuk ke sini akhir-akhir ini; aku berharap ini benar-benar yang terakhir. Malam ini tanpa trik.

"Aku tidak menyangka kau memaksa masuk. Sepertinya kau benar-benar serius malam ini, Asisten-kun!"

"Saat aku memakai topeng ini, aku merasa tak terkalahkan!"

Perasaan itu semakin kuat di bawah cahaya bulan purnama. Vanir menjual topeng ini padaku. Topeng ini tidak terkutuk, kan?

“Apa kau tahu rumah siapa yang kau serbu!?”

“Bukankah yang berambut perak itu yang merampas album foto nona muda tempo hari?”

Teriakan para penjaga semakin kencang saat kami dengan berani memasuki rumah besar itu melalui pintu depan.

Aku menoleh ke arah Chris. 

“Apa kau melakukan itu saat aku tidak ada?”

“Aku harus membalas dendam pada sahabatku!” 

Dia menjawab sambil menggaruk bagian belakang pipinya karena malu, lalu menunjuk ke arah seorang tentara yang datang. 

“Bind!”

Biasanya sihir itu akan menghentikan siapa saja, tapi prajurit itu berhasil memotong tali sebelum terjebak, membuat Chris sedikit panik.

“Asisten-kun, mereka ini kuat!”

"Mereka adalah prajurit dari keluarga Dustiness, bukan kentang goreng. Create Earth, Wind Breath!"

“Gah!” 

Prajurit itu berhenti di jalurnya dengan tangan menutupi matanya.

Saat kami mencoba mengambil keuntungan dan melanjutkan perjalanan, seorang prajurit lain muncul.

"Orang itu! Aku mengenali gaya bertarung pengecut itu. Dia adalah teman nona yang menyerbu kediaman sebelumnya! Hati-hati, dia licik!"

”Ah ya, aku juga mengenali anak laki-laki berambut perak itu! Dia adalah teman lain dari nona!"

Identitas rahasia kami terungkap.

"AKU BUKAN ANAK LAKI-LAKI!— Dan aku tidak ada hubungannya dengan Darkness!"

"Bos, kita harus mengubah strategi. Para pasukan itu terlalu kuat, ayo kita tarik mereka pergi!"

 ***

Lalu.

“Apa yang terjadi di sini?”

Ayah Darkness muncul ditemani beberapa tentara. Ia memegang pedang besar di satu tangan, memberikan aura serius dan penuh wibawa.

Chris dan aku mulai gugup, tapi kemudian ekspresinya melunak dan berkata

"Kalian berdua... Chris dan Kazuma? Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Aku hanya pencuri yang lewat, dan tidak memiliki hubungan dengan putrimu."

"Ah, Duke Dustiness, sudah lama sekali. Ada alasan bagus untuk ini—"

"Asisten rendahan, kau menyerah terlalu cepat! Orang bijak pernah berkata bahwa sekali kau menyerah, maka semuanya akan berakhir." 

Chris memukulku setelah aku mengakui siapa diriku.

"Apa lagi yang bisa kita lakukan? Lagipula, aku yakin dia akan mengerti jika kita memberitahunya. Lagipula, ini semua demi kebaikan putrinya."

Dia mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi ayah Darkness adalah seorang Duke, seorang bangsawan tingkat tinggi. Dia pasti sangat kuat, lebih baik jika kita jelaskan saja.

"... Apakah putriku melakukan sesuatu? Tolong beritahu aku."

Part 8

Chris dan aku dibawa ke ruang tunggu, kami menceritakan semuanya kepada ayah Darkness.

Setelah mendengarkan cerita kami, dia tertunduk. 

"Putriku membuat kalian mengalami banyak masalah. Aku merasa aneh kenapa dia melakukan investigasi begitu keras akhir-akhir ini... Aku harus minta maaf." 

Dia berkata sambil menundukkan kepalanya.

"Tolong, Anda tidak perlu meminta maaf. Cukup didisiplinkan saja dengan benar."

"Asisten-kun, diamlah sejenak. Bagaimanapun juga, kami yakin dia menyembunyikan pusaka suci yang berbahaya. Kami harus mengambilnya darinya. Bisakah Anda membantu kami?"

"Tentu saja, jika itu masalahnya, aku akan bekerja sama denganmu. Aku juga ingin mempercayai putriku..."

“Dia pasti sudah rusak.”

“Asisten-kun, pikirkan apa yang kau katakan di depan ayahnya!”

"Tidak, ini memalukan. Aku setuju, putriku memang sudah rusak."

 ***

Dengan bantuan ayahnya, kami sekarang berada di depan kamar Darkness.

Tidak hanya dia yang mengetahui situasinya, tapi semua staf di manor juga. Bahkan jika masalah ini selesai dengan damai, semua orang akan tahu bahwa wanita muda itu melakukan hal bodoh lagi.

Biarkan Darkness menggeliat malu sendiri.

Chris dan aku saling mengangguk, lalu menempelkan telinga ke pintu. Kami bisa mendengar suara Darkness yang gelisah dari dalam.

(Sial, bagaimana ini bisa berhasil!? Siapa yang mengira akan menjadi ide yang baik untuk tidak menyertakan instruksi; jika seseorang menggunakan ini dengan tidak benar, ini bisa menyebabkan masalah besar...)

Rusak sampai ke akar-akarnya.

Kami saling bertatapan.

"Dia sahabatmu, kan? Kau harus meluruskannya."

"Kami hanya kenalan. Kalian satu party dan tinggal bersama, jadi itu tugasmu untuk membawanya ke jalan yang benar—"

(Siapa di luar sana!? Aku sudah bilang jangan ganggu!)

Kami bahkan tidak berusaha merendahkan suara kami. Menilai dari reaksinya yang tidak biasa, sepertinya dia juga merasa sedikit bersalah tentang hal ini. Seorang pelayan mungkin akan lari mendengar nada marahnya, tapi itu tidak akan berhasil untuk kami.

Aku mengetuk pintu.

"Ini aku, Kazuma. Buka pintunya.“ 

”Aku juga di sini! Darkness, bukalah!"

"K-kenapa kalian berdua ada di sini!? Ini sudah larut malam, kenapa kalian tidak kembali saja besok?" 

Darkness tersentak kaget; suaranya yang panik bisa terdengar jelas dari luar.

"Asisten-kun, apa kau sudah siap? Segera setelah aku membuka pintu, kau akan bergegas dan mengikatnya."

“Serahkan saja padaku!” 

Aku meraih tali pengikatku.

(Aku bisa mendengarmu! Jika kalian masuk kamar tidur putri bangsawan seperti ini, kalian akan dalam masalah besar!)

“Kami sudah mendapat izin dari ayahmu. Bahkan, dia yang menyuruh kami melakukannya.”

“Jangan coba-coba kabur lewat jendela, ada sepasukan penjaga yang menunggumu di luar sana!”

(!?)

Chris membuka kunci pintu, dan aku langsung menendangnya hingga terbuka.

“Bind!”

“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!”

Tali itu terlepas seperti rencana semula, tapi bukannya mengikat Darkness, tali itu malah mengikat tempat tidur yang dilemparkannya ke arah kami.

“Dia melawan dengan sangat keras!”

"Apa kau pikir aku tidak bisa mendengar kalian? Aku sudah tahu rencana kecil kalian!"

Dia terengah-engah setelah melemparkan tempat tidurnya yang besar itu. Dia akan terlihat menakutkan jika bukan karena piyama lucu yang dia kenakan.

"... Tunggu, kau bisa saja melepaskan Bind itu selama ini? Kenapa kau tidak pernah melakukannya sebelumnya? ... Kau menikmatinya, bukan?"

"Diam! Lagipula, sepertinya kalian kehabisan tali!"

Kami memang bepergian ringan, jadi hanya membawa satu. Tali milik Chris dipotong oleh prajurit tadi, dan tali punyaku terpakai untuk tempat tidur.

"Ini masih dua lawan satu Darkness! Menyerahlah, tidak ada jalan keluar!"

“Lagipula kau tidak akan menyerang kami, bukankah begitu, Darkness?”

Tindakannya memang mengejutkan, tapi dengan seluruh rumah berada di pihak kami, kemenangan kami sudah di depan mata.

Darkness tertawa tanpa rasa takut, meskipun kekalahannya yang akan segera terjadi sudah terlihat jelas.

"Kalian pikir seorang Petualang selemah mie dan seorang Thief yang tidak bisa bertarung bisa mengalahkan seorang Crusader level tinggi? Selain itu, kalian salah soal kerah—"

“STEAL x2!”

Saat Chris dan aku menggunakan skill kami Darkness melepaskan kerah itu.

"Kalau aku tidak memegangnya, kalian tidak bisa mencurinya."

Dengan statistik keberuntungan kami yang digabungkan, hampir bisa dipastikan salah satu dari kami akan mendapatkannya.

"Asisten-kun, Darkness lebih pintar dari sebelumnya! Apa yang terjadi padanya!?"

“Heh, kalau bukan karena kelakuannya barusan, dia biasanya sebodoh batu.”

“Berhenti bicara seolah aku ini idiot! Aku putri bangsawan yang berpendidikan tinggi!”

Pikiran Darkness bekerja dengan efisiensi 100%... ketika fetish-nya aktif. Kalau begitu, kita harus menghadapinya secara langsung...

“Asisten-kun, tahan Darkness sebentar, aku akan mengambil kerahnya.”

"A-Apa kau gila!? Dengan kekuatannya yang seperti gorila, mustahil bagiku untuk memperlambatnya. Lebih baik jika kau yang maju duluan, dia tidak akan menyakitimu, Aku saja yang ambil kerahnya!"

Karena tidak setuju dengan rencana itu, kami berdua mendekati Darkness, masing-masing merencanakan agar yang lain menjadi umpan. Jika ada kesempatan, salah satu dari kami bisa melompat dan merebut kalung itu. Namun, tampaknya Darkness sudah menangkap maksud kami dan segera berdiri di antara kami dan kalung tersebut.

“Hei, Darkness, ayo buat kesepakatan. Aku akan membiarkanmu bermain dengannya sebentar, aku bahkan bisa jadi tuanmu kalau kau mau. Tapi setelah itu, kau harus memberikannya pada Chris, bagaimana?"

“Satou Kazuma, aku tidak akan mentolerir transaksi tidak senonoh seperti itu di hadapanku.” 

Aku terkejut dengan keseriusan Chris.

“Jangan meremehkanku, Kazuma! Aku rela mempertaruhkan harga diri keluarga Dustiness dan menggunakan harta karun ini untuk diriku sendiri daripada membiarkannya dicuri oleh pencuri rendahan!”

Darkness menyatakan dengan bangga, lalu dengan cepat mengambil kalung itu dan memakainya tanpa ragu sedikit pun.

Penyebab dari semua kekacauan ini, melekat kuat di lehernya...

"Dia melakukannya! Kenapa kau selalu begitu gila ketika menyangkut fetish-mu!?"

"Asisten-kun, mundurlah. Aku akan menjadi tuannya!" 

Chris berkata, mendorongku mundur dan mengambil langkah lebih dekat ke arah Darkness.

“Tunggu, Darkness itu temanku. Aku yang akan bertanggung jawab.”

"Apa kau berniat memberikan perintah cabul padanya!? Jika aku menjadi tuannya, hal terburuk yang bisa kupikirkan adalah menyuruhnya bernyanyi di jalanan!"

“Tolong jangan berpikir aku serendah itu. Aku akan menyuruhnya melakukan sesuatu yang tidak dia sukai. Seperti... mengenakan pakaian berenda yang imut dan pergi ke Hyanhyan untuk meminta maaf.”

“A-aku mulai menyesal memakai pusaka ini”

Darkness tersentak, tapi kemudian menunjuk ke arahku saat ia mengambil keputusan.

"—Kau adalah tuanku, Kazuma! Aku, Lalatina Ford Dustiness, adalah budak dari Satou Kazuma!"

Kerahnya bersinar samar saat mendengar pernyataan Darkness. Kukira kalung itu harus dipasangkan oleh tuannya, tapi ternyata bisa juga dipakai secara sukarela?

Bukankah itu berarti dia bisa memilih sendiri tuannya?

“Itu bisa digunakan seperti itu...?” 

Bahkan Chris, dengan segala pengetahuannya, tampak terpana.

“Ayolah, Kazuma, beri aku perintah! Aku akan menurut—kalau menurutku perintahnya masuk akal. Tapi kalau tidak, aku akan melawan sepenuh tenaga!” Darkness menyatakan kemenangannya. “Tunggu, tidak perlu perintah! Seorang budak sejati harus tahu apa yang diinginkan tuannya. Aah, aku bahkan tidak tahu bagaimana tuanku akan mendisiplinku!”

Tepat ketika aku berpikir bahwa mungkin tidak perlu memberinya perintah apa pun...

“Meh, aku tidak butuh budak.”

“Tapi kau sudah jadi tuanku! Kau harus bertanggung jawab!”

Apa yang harus kulakukan sekarang? Kalung itu adalah pusaka suci, aku ragu Steal bisa melepaskannya ...

Budak cantik di dunia lain, aku sama sekali tidak menyangka hasilnya seperti ini. Mengapa aku merasa terancam?

“Eh... kalau begitu tolong angkat ujung gaun tidurmu sedikit dengan cara yang menggoda.”

“Asisten-kun!” 

Chris memprotes, tetapi aku hanya ingin menguji apakah kerahnya berfungsi.

"Hmph, permintaan penuh nafsu! Tapi aku hanya Lalatina kecil berusia 5 tahun. Kakak Kazuma, maukah kau bermain dengankuEeEeeE!?!?!?????????"

Darkness buru-buru menutupi mulutnya sendiri. Entah kenapa, justru dia yang terlihat paling bingung setelah mengucapkan kata-kata itu.

“Aku tidak tahu apa yang harus berpikir apa setelah dengar itu.”

“Tertawakan saja dia. Hahaha, kau ini idiot, Darkness. Aku cuma bilang kalau harta karun itu akan memberikan ‘rasa sakit yang luar biasa’ kalau kau tidak mengikuti perintah, tapi aku tidak pernah bilang itu sakitnya secara fisik.”

Rasa sakit yang luar biasa, bagaimanapun, dia tidak pernah mengatakan itu akan terasa secara fisik. Ini adalah sesuatu yang akan menyiksa hati pemakainya...

“Darkness, berpose imut dan berbicara seperti kucing.”

"Aku pasti tidak akan Kazumeow—! AH! Aku tidak akan melupakan ini, kau akan membayarnya!"

"Kau sangat imut, Darkness! Aku akan meminjam kamera sihir dari ayahmu!"

Dengan wajah semerah tomat dan air mata di pipinya, Darkness berpose seperti seorang idol. Sulit dikatakan apakah itu karena dia benar-benar menurut... atau efek dari kerah tersebut.

"Kazuma, kau akan menyesal jika kau bertindak terlalu jauh. Aku tidak ingin melakukan ini, tapi kau tahu aku berasal dari keluarga bangsawan. Ini tidak akan luput dari hukuman, berhentilah sekarang, atau kau akan dapat masalah besar!”

Darkness mencoba mengancamku sekarang setelah dia menyadari bahwa dia tidak bisa melawan.

Dia menggertakkan gigi sambil menatapku tajam. Tapi aku tidak yakin dia benar-benar sadar akan posisinya sekarang.

“Bos, ayo kita bawa dia ke ayahnya. Suruh Darkness bilang kalau dia sangat mencintainya.”

“Ide bagus, Asisten-kun! Itu pasti akan jadi bencana!”

Konosuba Yorimichi 3 Ilustrasi ke-2: Darkness dan Kalung Budak

"Maafkan aku, kalian berdua! Tolong hentikan, atau aku akan mati! Aku akan mengembalikan kalung itu! Tolong, maafkan aku! Jangan lakukan ini lagi!"

Dengan Darkness menggelengkan kepalanya sambil menangis, kami akhirnya membawanya ke ayahnya.

"Asisten-kun, biarkan aku yang menjadi tuannya nanti. Aku ingin mendandaninya dengan pakaian yang super lucu dan mengaraknya keliling jalan utama."

"Ya! Ayo kita bawa dia ke Guild Petualang setelah itu. Dia akan melakukan debut yang spektakuler sebagai idol!"

"Kenapa kalian begitu jahat padaku!? Aku tahu aku salah, oke!? aku minta maaf! Aku akan bertobat; Aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi, janji!"

 

Begitu hasil sesi foto Lalatina sampai ke tangan ayahnya, Darkness tidak keluar dari kamarnya selama satu minggu penuh.

Gabung dalam percakapan